Penggunaan Besi Tulangan Beton pada Bangunan Rumah dan Gedung 2 Lantai



Pada Pekerjaan apa saja dari kegiatan Pembangunan sebuah Rumah atau Gedung yang membutuhkan Besi Tulangan Beton..?
Semoga Artikel dibawah ini bisa cukup jelas menjawab Pertanyaan tersebut.

Besi Tulangan Beton adalah Besi yang dipasang didalam sebuah Produk Beton, sehingga Beton tersebut memiliki Peningkatan Kekuatan yang signifikan untuk Menahan Gaya Tarik yang akan bekerja pada Beton tersebut.

Beton yang telah memiliki Tulangan (didalamnya) ini disebut dengan Beton Bertulang.

Jenis Pekerjaan (Pek.) Beton Bertulang

(Pada Bangunan Rumah dan Gedung 1 Lantai)

1. Pek. Tapak / Telapak dan Kolom Pondasi Setempat

Gbr. Tapak dan Kolom Pondasi Setempat


2. Pek. Balok Sloof

Gbr. Balok Sloof


3. Pek. Kolom

Gbr. Kolom


4. Pek. Balok Latei / Balok Lintel

Gbr. Balok Latei / Balok Lintel
Catatan:
Pekerjaan Bekisting, Pembesian, dan Pengecoran Balok Latei / Balok Lintel ini sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan Pekerjaan Plat Kanopi dibawah ini. Agar tercipta Beton Balok Latei dan Beton Plat Kanopi yang Monolit. Sehingga kondisi Plat Kanopi lebih Kuat dan lebih sulit Ambruk.


5. Pek. Plat Kanopi

Gbr. Kanopi


6. Pek. Balok Gantung

Gbr. Balok Gantung
Catatan:
Pekerjaan Bekisting, Pembesian, dan Pengecoran Balok Gantung ini sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan Pekerjaan Plat Penutup / Slab dibawah ini. Agar tercipta Balok Gantung dan Plat Penutup / Slab yang Monolit.


7. Pek. Plat Penutup / Slab

Gbr. Plat Penutup / Slab


AAA

10. Pekerjaan Lain-lain, seperti :
  • Pek. Plat Beton Meja Dapur.
  • Pek. Plat Beton Tutup Septic-Tank.
  • Pek. Tutup Bak Kontrol Saluran Air Kotor.
  • dan lain-lain.

Penggunaan Besi Tulangan Beton pada Bangunan Rumah dan Gedung 1 Lantai



Pada Pekerjaan apa saja dari kegiatan Pembangunan sebuah Rumah atau Gedung yang membutuhkan Besi Tulangan Beton..?
Semoga Artikel dibawah ini bisa cukup jelas menjawab Pertanyaan tersebut.

Besi Tulangan Beton adalah Besi yang dipasang didalam sebuah Produk Beton, sehingga Beton tersebut memiliki Peningkatan Kekuatan yang signifikan untuk Menahan Gaya Tarik yang akan bekerja pada Beton tersebut.

Beton yang telah memiliki Tulangan (didalamnya) ini disebut dengan Beton Bertulang.

Jenis Pekerjaan (Pek.) Beton Bertulang

(Pada Bangunan Rumah dan Gedung 1 Lantai)

1. Pek. Tapak / Telapak dan Kolom Pondasi Setempat

Gbr. Tapak dan Kolom Pondasi Setempat


2. Pek. Balok Sloof

Gbr. Balok Sloof


3. Pek. Kolom

Gbr. Kolom


4. Pek. Balok Latei / Balok Lintel

Gbr. Balok Latei / Balok Lintel
Catatan:
Pekerjaan Bekisting, Pembesian, dan Pengecoran Balok Latei / Balok Lintel ini sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan Pekerjaan Plat Kanopi dibawah ini. Agar tercipta Beton Balok Latei dan Beton Plat Kanopi yang Monolit. Sehingga kondisi Plat Kanopi lebih Kuat dan lebih sulit Ambruk.


5. Pek. Plat Kanopi

Gbr. Kanopi


6. Pek. Balok Gantung

Gbr. Balok Gantung
Catatan:
Pekerjaan Bekisting, Pembesian, dan Pengecoran Balok Gantung ini sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan Pekerjaan Plat Penutup / Slab dibawah ini. Agar tercipta Balok Gantung dan Plat Penutup / Slab yang Monolit.


7. Pek. Plat Penutup / Slab

Gbr. Plat Penutup / Slab


8. Pek. Ring Balok

Gbr. Ring Balok


9. Pek. Kolom Praktis dan Balok Sopi-Sopi

Gbr. Kolom Praktis dan Balok Sopi-Sopi


10. Pekerjaan Lain-lain, seperti :
  • Pek. Plat Beton Meja Dapur.
  • Pek. Plat Beton Tutup Septic-Tank.
  • Pek. Tutup Bak Kontrol Saluran Air Kotor.
  • dan lain-lain.

Pengenalan tentang Besi Baja Tulangan Beton untuk Rumah Gedung dan Konstruksi Sipil lainnya




Pengertian Besi Tulangan Beton


Besi Tulangan Beton (Reinforcing Bar atau Rebar) adalah Besi yang dipakai sebagai Tulangan didalam sebuah Produk Beton, yang dibentuk dan dirangkai Khusus sesuai dengan Perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Besi Tulangan Beton ini berbentuk Batangan yang memiliki penampang Bundar atau Lingkaran, dengan Ukuran Diameter yang bervariasi (seperti 6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 14 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 28 mm, dsb.). Biasanya dibuat oleh Pabrikan dengan Panjang tertentu (seperti 10 meter, 12 meter, atau Ukuran lainnya).

Tujuan dan Manfaat Penggunaan Besi Tulangan Beton


Pemasangan Tulangan pada Beton bertujuan untuk memperkuat Beton. Yaitu agar Beton dapat menahan Gaya Tarik yang terjadi pada Bagian Tertentu dari sebuah Beton akibat adanya Beban, sehingga Beton tersebut tidak Retak atau berubah Bentuk.

Sedangkan Gaya Tekan yang terjadi pada sebuah Beton, lebih dominan ditahan oleh Beton itu sendiri, karena karakteristik Beton adalah sanggup memikul Gaya Tekan yang cukup tinggi.

Seperti yang terlihat pada 2 buah Gambar Balok Beton dibawah ini.




Pada 2 buah Gambar Balok diatas terlihat ada 2 Area, yaitu Area Tekan dan Area Tarik.

Dengan adanya Beban Terpusat, Beban Merata, bahkan Berat Sendiri Balok Beton, maka Balok tersebut bisa mengalami Lendutan dan Retak pada Area Tarik, apabila tidak menggunakan Besi Tulangan pada Area Tarik tersebut.
Seperti yang terlihat pada Gambar Pertama.

Dan jika Balok Beton tersebut menggunakan Besi Tulangan (dengan Dimensi dan Jumlah yang Cukup, serta Pemasangan yang Benar), maka Balok Beton tersebut akan Kuat menahan 3 Beban yang bekerja diatas.
Seperti yang terlihat pada Gambar kedua.

Jenis Besi Baja Tulangan Beton

(Berdasarkan SNI No. 2052 tahun 2017)

Berdasarkan Bentuk Permukaannya, di Indonesia Tulangan Beton ada 2 jenis, yaitu :

   1. Baja Tulangan Beton yang memiliki Permukaan Polos (BjTP)

Baja Tulangan beton Polos (BjTP)

   2. Baja Tulangan Beton yang memiliki Permukaan Sirip atau Ulir (BjTS)

Baja Tulangan beton Sirip / Ulir (BjTS)


Toleransi Diameter Besi Baja Tulangan Beton Polos (BjTP)

(Berdasarkan SNI No. 2052 tahun 2017)

Diameter (d)
Toleransi (t)
Penyimpangan Kebundaran Maksimum (p)
(mm)
(mm)
(mm)
6 ± 0,3 0,42
8 ≤ d ≤ 14
± 0,4
0,56
16 ≤ d ≤ 25
± 0,5
0,70
28 ≤ d ≤ 34
± 0,6
0,84
d ≥ 36
± 0,8
1,12

Perhitungan :
p = (d max - d min) ≤ (2t x 70%)


Sifat Mekanis Besi Baja Tulangan Beton

(Berdasarkan SNI No. 2052 tahun 2017)


Cara Lengkap Membuat Garis Pedoman Denah dengan Benang pada Papan Bowplank Rumah dan Gedung - Tahap 2




Artikel ini merupakan Lanjutan dari Artikel sebelumnya yaitu Cara dan Metode Memasang Kayu dan Papan Bowplank agar Denah Bangunan Rumah dan Gedung menjadi Siku - Tahap 1. Anda bisa membaca Artikel Tahap 1 tersebut sebelum melanjutkan membaca Artikel Tahap 2 ini.

Setelah Pekerjaan Pemasangan Patok Kayu dan Papan Bowplank seperti terlihat pada Artikel Tahap 1 selesai, maka hasilnya menjadi seperti Gambar dibawah ini.



Tahapan Membuat Garis Denah dengan Benang pada Bowplank :

(Yaitu berupa Benang Acuan untuk Denah Pondasi, Denah Kolom, dan Denah Dinding)

1. Menentukan Sisi Acuan dari 4 Sisi Papan Bowplank / Gambar Denah yang ada.
Misalnya Sisi Acuan ditentukan seperti Gambar dibawah ini.

2. Memasang Benang Acuan (Pertama) dengan menggunakan Paku pada Permukakaan Atas Papan Bowplank, yang Sejajar dengan Sisi Acuan (misalnya berjarak 150 cm). Seperti yang terlihat pada Gambar dibawah ini.



3. Memasang Benang Acuan (Kedua). Pangkal Benang ini dipasang pada Paku yang telah ditanam pada Permukaan Atas Papan Bowplank (yang berjarak 150 cm juga dari Sudut Papan Bowplank).

Lalu mengatur Posisi Benang Acuan pada bagian Ujung, dengan cara menggeser-nya ke Kanan atau ke Kiri, sehingga membentuk Sudut 90реж dengan Benang Acuan (Pertama). Seperti Gambar dibawah ini.



Sebagai Pedoman untuk menggeser Benang Acuan pada bagian Ujung ini, bisa menggunakan 2 Cara, yaitu :

a. Menggunakan Rumus Segitiga Siku (Rumus Pythagoras) dan bantuan Benang Simpul (yang bisa digeser untuk Koreksi).

Pada Benang Acuan Pertama, Benang Simpul diletakkan pada posisi 300 cm dari Titik Temu, dan pada Benang Acuan Kedua, Benang Simpul diletakkan pada posisi 400 cm dari Titik Temu. Jika Jarak antar Kedua Benang Simpul adalah 500 cm, berarti Benang Acuan Pertama kondisinya telah Siku terhadap Benang Acuan Kedua.
Catatan :
Lakukan Pekerjaan ini dengan Akurat, agar terbentuk Sudut Siku yang presisi. Posisi Benang Simpul bisa menggunakan Ukuran lain, selama Ketiga Ukuran tersebut masih sesuai dengan Rumus Pythagoras.

Selalu lakukan Pengukuran Ulang pada bentang 300 cm dan 400 cm dari Titik Temu, setiap setelah selesai melakukan Pergeseran pada Benang Acuan Kedua. Lalu lanjutkan dengan pengukuran Bentang 500 cm.


b. Menggunakan bantuan Tripleks (minimal tebal 8 mm), dengan memanfaatkan 2 Sisi Siku-nya sebagai Panduan bagi Benang Acuan (Pertama) dan Benang Acuan (Kedua), seperti Gambar dibawah ini.


Catatan :
Posisi Tripleks ini harus dibuat serata mungkin, dan berada pada Ketinggian yang Sama dengan Benang Acuan (Pertama) dan (Kedua). Buat dan gunakan Meja Sementara untuk dudukan Tripleks ini.


c. Menggunakan
bantuan Alat Ukur, yaitu Theodolit. Caranya akan saya paparkan pada Tulisan berikutnya. Bisa dilihat DISINI..

Setelah Benang Acuan Kedua selesai dipasang, dengan Kondisi yang Benar-benar Siku terhadap Benang Acuan Pertama, maka hasilnya seperti Gambar dibawah ini.



4. Memasang Benang Acuan lainnya
Dengan berpedoman pada Benang Acuan Pertama dan Benang Acuan Kedua diatas, dapat ditentukan Semua Benang Acuan lainnya.

Lakukan Pengukuran pada Papan Bowplank, dimulai dari Benang Acuan Pertama dan Benang Acuan Kedua, sesuai dengan Ukuran yang tertera pada Denah Pondasi, Denah Kolom, dan Denah Dinding. Pasang Paku pada semua Data Hasil Ukur tersebut, agar nanti bisa dipasang Benang Acuan juga.

Hasilnya bisa dilihat seperti Gambar dibawah ini.



5. Selesai.. Selanjutnya bisa dilanjutkan dengan Pekerjaan Galian Tanah Pondasi.

Untuk mengetahui Proses Pemasangan Patok Kayu dan Papan Bowplank - Tahap 1, bisa dilihat DISINI..

Cara Lengkap Memasang Kayu dan Papan Bowplank agar Denah Bangunan Rumah dan Gedung menjadi Siku - Tahap 1




Bowplang adalah Konstruksi Kayu / Papan Duga yang dibuat di sekeliling Area Bangunan, yang berfungsi sebagai Media untuk menempatkan Benang Acuan yang akan menjadi Pedoman membuat Denah Pondasi, Denah Kolom, dan Denah Dinding, pada sebuah Bangunan Rumah dan Gedung.

Dibawah ini adalah contoh Data sebidang Tanah dan Ukurannya, dan Gambar Denah Lantai / Denah Pondasi yang akan dibangun pada Tanah tersebut.


Tahapan Membuat Bowplank pada Pekerjaan sebuah Rumah


1. Pastikan terlebih dahulu Bentuk Tanah, Panjang, dan Lebarnya, memiliki Ukuran yang Lebih Besar dari Ukuran Denah Lantai / Denah Pondasi yang akan dibangun pada Tanah tersebut.

Dalam Hal ini, Perencanaan Gambar Kerja sebelumnya harus dilakukan seakurat mungkin, dengan mengacu pada Data Bentuk dan Ukuran Tanah yang ada. Untuk mengetahui Data ini, harus dilakukan Kegiatan Survey (Pemetaan dan Pengukuran) terlebih dahulu terhadap Tanah tersebut.

2. Rencanakan Siteplan (yaitu Tata Letak Bangunan terhadap kondisi Tanah yang ada). Misalnya Siteplan ditetapkan seperti Contoh dibawah ini.


3. Pemasangan Patok Kayu, sebagai Dudukan bagi Papan Bowplank. Patok Kayu ini bisa menggunakan Kayu Ukuran 5x7 cm, 5x5 cm, 3x5 cm, atau Kayu Bulat. Atau Kayu Ukuran 2x3 inchi, 2x2 inchi, 1x2 inchi. Tergantung Kekuatan yang diinginkan.

Kedudukan Patok Kayu ini harus Kuat, Kokoh, dan Tidak Mudah Goyah, baik pada saat dilakukan Galian Tanah Pondasi disampingnya, saat ada Pekerjaan lainnya, maupun karena pengaruh Air Hujan. Karena Patok Kayu ini "Tidak Boleh Bergerak" sampai Pembuatan Kolom atau Pemasangan Dinding Bata selesai dilaksanakan.

Susunan Patok ini bisa dibuat sejarak 1,5 meter (150 cm) dari Area Denah (tergantung Lebar Galian Pondasi nantinya), dan Jarak antar Patok bisa dibuat lebih kurang 2 meter (200 cm), seperti Gambar dibawah ini.
Catatan Penting :
Jarak Pemasangan Patok Kayu ini Harus Sama antara Pangkal dan Ujung dari Area Denah, yaitu 150 cm, baik pada Sumbu Horizontal maupun Sumbu Vertikal. Agar nanti tercipta Garis Pedoman yang Siku dan Jarak Denah yang Akurat.




4. Melakukan Leveling pada semua Patok Kayu, dan memberi Garis Tanda pada semua Patok Kayu tersebut. Ini bisa menggunakan 2 Cara yaitu :
  • Cara sederhana, menggunakan Selang Timbang Air
  • Menggunakan bantuan Alat Ukur, yaitu Waterpass atau Theodolit.
Cara Leveling dengan menggunakan Selang Timbang Air, bisa dilihat pada Gambar dibawah ini. Cara Leveling dengan menggunakan Waterpass atau Theodolit akan saya paparkan pada tulisan berikutnya.


Tentukan terlebih dahulu Tinggi Permukaan Atas Papan Bowplank pada 1 buah Patok Kayu (Patok Pertama), misalnya 50 cm dari Muka Tanah, seperti yang terlihat pada Gambar diatas. Tinggi ini bisa dibuat sesuai dengan Tinggi Rencana Lantai Rumah atau Gedung, atau Tinggi Pondasi Menerus-nya (tergantung Perencanaan).

Lakukan Proses Timbang Air seperti Gambar diatas, dengan berpedoman pada Garis Tanda Patok Pertama kepada Patok yang ke-2. Lalu beri Garis Tanda pada Patok ke-2 tersebut. Kemudian lakukan Hal yang sama pada Semua Patok Kayu yang ada, sehingga semua Patok memiliki Garis Tanda yang tentunya memiliki Elevasi yang Sama.

5. Melakukan Pemasangan Papan Bowplank, sebagai Media untuk membuat Garis Pedoman dengan Benang, yang akan membentuk Garis Denah Pondasi, Denah Kolom, dan Denah Dinding. Papan Bowplank ini bisa menggunakan Kayu Ukuran 2.5x10 cm, 2.5x7.5 cm, atau 2.5x5 cm (atau Ukuran 1x4 inchi, 1x3 inchi, atau 1x2 inchi). Tergantung Kekuatan yang diinginkan.

Detail Pemasangan dibuat seperti Gambar dibawah ini. Permukaan Atas (Muka Atas) Papan Bowplank tepat dipasang pada Garis Tanda yang telah dibuat sebelumnya. Dan dipaku kuat pada semua Kayu Patok yang ada.




Setelah Papan Bowplank dipasang pada semua Patok Kayu yang ada, hasilnya menjadi seperti Gambar dibawah ini.


Elevasi Muka Atas Papan Bowplank ini nantinya juga digunakan sebagai Pedoman untuk menetapkan Semua Elevasi yang berkenaan dengan Bangunan tersebut, seperti Elevasi Pondasi, Kolom, Dinding, Kusen, Kanopi, Ring Balok, Lantai, dan sebagainya.

Langkah selanjutnya adalah Tahap 2 (kedua), yaitu Menarik Benang pada Papan Bowplank tersebut, yang nantinya berfungsi sebagai Garis Pedoman untuk Denah Pondasi, Denah Kolom, dan Denah Dinding. Dengan terlebih dahulu membuat Garis Siku minimal pada 1 buah Sudut Denah Bangunan tersebut.

Potong Sisi Luar Keramik (Biasa) agar Rapi pada saat dipasang di Pertemuan Sudut



Pemasangan Keramik bukan hanya dilakukan pada Lantai, tapi banyak juga dilakukan pada Sudut sebuah Meja dan Sudut pada Dinding. Dan hal ini banyak ditemukan pada kegiatan Pembangunan sebuah Rumah atau Gedung.

Pada Prinsipnya ada 2 Cara yang bisa diterapkan pada saat Memasang Keramik pada sebuah Sudut, yaitu :
  1. Dengan menggunakan List Keramik (Kuku Macan atau Bon-bon Keramik).
  2. Tanpa menggunakan List Keramik.
Pada tulisan kali ini, saya hanya membahas Cara yang ke 2, yaitu tanpa menggunakan List Keramik dan menggunakan Jenis Keramik Biasa, bukan tipe Granit atau Marmer.

Dan dibawah ini adalah 2 buah Gambar Ilustrasi Pemasangannya.

Gambar 1.
Keramik Sudut dipasang setelah Sisi Luar dipotong miring

Gambar 2.
Keramik Sudut dipasang jika Sisi Luar tidak dipotong Miring

Pada kedua Gambar diatas bisa dilihat Perbedaan yang cukup mencolok.

Pada Gambar 1. terlihat kondisi Pasangan Keramik lebih Rapi dibandingkan Gambar 2. Karena bagian Sisi Luar Keramik pada Gambar 1. (pada Pertemuan Sudut-nya) tidak terlihat, karena telah dipotong Miring, sebelum dilakukan Pemasangan.